Ini
pengalaman pribadi saya, yang sebenarnya agak memalukan juga, begitu
parahnya sifat pelupa saya, sehingga barang saya yang berukuran
lumayan besar bisa tertinggal di kereta.
Pagi
itu saya hendak mengunjungi saudara di daerah tangerang selatan
bersama istri dan anak. rute yang kami tempuh adalah St. Bekasi -
Manggarai, Manggarai - Tanah Abang, Tanah abang - Cisauk. jadi total
dua kali pindah jalur.
Kami
berangkat dari stasiun bekasi. terlihat antrian yang mengular panjang
di depan loket pemesanan tiket KRL. Maklum, karena kami jarang
menggunakan KRL (bukan termasuk kaum commuter..) jadi kami tidak
menggunakan kartu Multi Trip (KMT). Kami membeli kartu Tiket Harian
Berjaminan (THB) yang fungsinya sekali pakai. untung saja saat ini
pihak Komuter telah meyediakan fasilitas PP, jadi tinggal beli tiket
PP diawal, tidak perlu beli lagi di stasiun tujuan untuk balik lagi.
Di
stasiun bekasi sendiri disediakan dua jenis loket, yakni manual dan
menggunakan mesin vending otomatis. saya mencoba antri di bagian
mesin vending KRL, harapannya sih karena ini pakai mesin, ya pastinya
lebih cepat.
Tapi,
loh kok ini jadinya lama banget ya. untuk satu orang saja perlu waktu
sekitar 5 menit untuk transaksi, lha kalau sepuluh orang saja sudah
hampir sejam nunggunya. setelah saya intip di bagian depan.kebanyakan
transaksi agak lama karena ada banyak pilihan yang harus diisi,
selain itu waktu loading proses juga agak lama, lalu kalau ada uang
kembalian, loadingnya juga agak lam. Akhirnya, saya keluar dari
antrian dan ikut mengantri di bagian loket manual. hasilnya malah
lebih cepat terlayani, Alhamdulilah.
Kondisi
di KRL terlihat agak sepi, mungkin karena pas hari minggu jadi tidak
ada orang ngantor. kebanyakan penumpang menuju arah Jakarta Kota atau
ke Tanah Abang. Sepanjang perjalanan, tidak ada kendala yang berarti.
Sampai akhirnya waktu kami pindah di Stasiun Tanah Abang menuju
stasiun Cisauk. Tiba-tiba Istri saya tanya,
"Yah,
tas merahnya tadi ditaruh dimana?"
Sontak
saat itu saya kaget, Ya Allah, iya ya, tadi saya bawa tas jinjing
berwarna merah. Isinya perlengkapan bayi dan kado buat saudara. kok
sekarang tidak ada. ya ampun. apa udah mulai pikun ya.
Sekilas
saya ingat-ingat lagi. terakhir saya taruh tas itu di rak barang saat
kereta dari manggarai menuju tanah abang. apa jangan - jangan
tertinggal disitu ya..
"Sesaat
lagi, kereta akan berhenti di Stasiun Pondok Ranji.."
terdengar
suara pengumuman mengagetkan saya. akhirnya dengan berat hati saya
minta istri saya meneruskan perjalanan ke Stasiun Cisauk. Sedang saya
sendiri turun di Pondok Ranji.
Awalnya
saya bingung mau kemana dulu. saya putuskan ke bagian informasi.
Disini saya dipersilahkan masuk dan ditanya apa keperluannya. Saya
jelaskan bahwa tas saya tertinggal di kereta saat transit di stasiun
Tanah Abang. Petugas yang ada disitu menayakan nomor kereta yang saya
tumpangi. Saya tidak ingat nomor keretanya, yang jelas saya berangkat
dari Tanah Abang sekitar 20 menit yang lalu.
Petugas
dengan sigap mencari nomor kereta dengan informasi yang dimaksud.
diketahui bahwa kereta tersebut bertujuan akhir di Stasiun Duri. lalu
petugas menanyakan lebih detail tentang ciri-ciri tas, isi, dan
dimana posisi terakhir menaruhnya.
Terdengar
sayup suara petugas itu menyuruh agar dilakukan penyisiran di KRL
nomor tersebut khususnya di gerbong nomor 6 dan 7 (karena saya
ingatnya naik di gerbong tengah), kalau tidak ditemukan agar disisir
dari gerbong awal.
"Mohon
ditunggu ya pak, petugas kami sedang melakukan pemeriksaan barang
bapak" ucap petugas tersebut kepada saya.
Tidak
berapa lama, salah seorang rekan petugas itu menunjukkan layar
handphone nya pada saya,
"Maaf
Pak, Apa ini barang bapak?" ucapnya.
di
layar tersebut terpampang percakapan by Whatsapp, menunjukkan gambar
seorang petugas Cleaning service memegang tas saya.
"Oh
ya pak, benar. Alhamdulillah, lalu gimana prosedur pengambilannya
pak?"
seorang
petugas wanita datang menghampiri saya,
"Bapak
tolong isi formulir ini ya pak, sama saya minta KTP dan tiket KRL nya
ya pak"
lalu
saya mengisi formulir dan menyerahkan yang dimaksud. petugas wanita
itu membawa formulir dan KTP serta tiket saya kedalam. Tak berapa
lama, dia keluar sambil membawa selembar kertas dan mengembalikan KTP
dan tiket saya.
ini formulir buat ambil barangnya. |
"Bapak,
ini surat untuk pengambilan barangnya ya pak. silahkan ambil barang
bapak di stasiun Duri." katanya pada saya.
Tanpa
berlama-lama, saya segera pamit dan tak lupa mengucapkan terima kasih
pada segenap petugas yang telah sigap membantu saya.
Untuk
mencapai stasiun Duri, saya harus naik KRL ke arah Tanah Abang. Dari
Tanah abang, saya pindah kereta yang ke arah Stasiun Duri.
Baru
kali ini saya ke Stasiun Duri. peronnya cukup sempit, sampai para
penumpang yang baru datang dan akan berangkat harus berdesakan dan
berbagi jalan. saya menuju ke bagian Informasi. saya jelaskan
kedatangan saya untuk mengambil barang saya yang tertinggal di
kereta. Petugas meminta saya menunjukkan surat kehilangan dan KTP
serta tiket yang saya miliki.
Setelah
itu petugas mengambilkan barang saya,
"Apakah
ini barang yang bapak maksud?" tanya petugas pada saya
"Iya
pak, betul. itu memang barang saya pak." jawab saya meyakinkan.
"Silahkan
dicek dulu pak, apakah ada yang kurang lengkap?", kata petugas
lalu
saya mengecek satu per satu isinya. alhamdulillah tidak ada yang
hilang satupun.
"Lengkap
pak, tidak ada yang kurang" ucap saya.
Selanjutnya
petugas membuatkan formulir bukti pengambilan barang. setelah
menandatanganinya, saya berinisiatif menanyakan siapa petugas yang
telah menyelamatkan barang saya, maksud hati ingin memberikan sedikit
rasa terima kasih, tapi ternyata orang yang dimaksud sedang bertugas
di komuter berikutnya. ya sudahlah, semoga amal baiknya diberikna
balasan yang setimpal oleh Allah.
Pada
intinya, pelayanan barang hilang di KRL sudah sangat baik. para
petugas sangat koperatif membantu penumpang. sebuah kemajuan yang
pesat dibanding era kereta api beberapa tahun lalu.
Kalau
anda mengalami hal serupa dengan saya (saya doakan jangan sampai),
silahkan langsung menghubungi bagian informasi di stasiun terdekat.